Nama : Rahayu Widayana
Kelas : 3EA07
NPM : 15211763
Tugas Bahasa Indonesia
1 minggu ke 7
Yuk
Diet KantongPlastik!
Mari
hitung berapa banyak dalam sehari kita membuang sampah plastik yang kita hasilkan
setiap harinya : bungkus makanan ringan, botol minum kemasan, kantong plastik
belanjaan, sedotan, dan sebagainya. Padahal, sampah-sampah yang isinya habis kita
lumat dalamh itungan menit itu baru bisa diurai setelah puluhan bahkan ratusan tahun.
Terbayang betapa berat kita membebani Bumi. Saatnya berdiet.
Bukan
sembarang diet, yang urgen untuk kita lakukan adalah diet plastik. Padaawal
2013, beberapa lembaga yang sudah lama bergerak pada isu lingkungan seperti Ciliwung
Institute, Change.org, Earth Hour Indonesia, Greenaration Indonesia, Indonesia
Future Leaders, IndoRelawan, LeafPlus, Plastic Detox, Si Dalang ID, dan The
Body Shop Indonesia membentuk Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Diet
berarti bijak dalam mengkonsumsi. Bukan lantas sama sekali tidak menggunakan kantong
plastik, kampanye ini bertujuan mengajak orang mengurangi penggunaan kantong plastik
yang berlebihan.
Dalam
Organic, Green and Healthy Expo yang diselenggarakan di lapangan parker orange
Studio, Kompas Gramedia Group, pada 3-6 Oktober lalu, Gerakan Indonesia Diet
Kantong Plastik memaparkan beberapa fakta tentang konsumsi plastik kita. Per
tahunnya, misalnya, satu orang menggunakan sekitar 700 kantong plastik. Sementara
itu, 90 persen sampah di laut adalah sampah plastik.
Sampah
plastik selalu menimbulkan persoalan. Di samping sulit diurai, pembakarannya dapat
melepaskan zat-zat beracun dan berbahaya bagi tubuh manusia. Plastik juga mengotori
lingkungan dan dapat menyumbat saluran air. Selain itu, bahan baku plastik adalah
sumber daya yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, yang lebih baik dimanfaatkan sebagai
pemenuh kebutuhan yang lebih mendasar.
Berdasarkan
survei yang dilansir Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik,
kesadaran masyarakat untuk mengurangi kantong plastik belum sepenuhnya terbentuk.
Mereka mau membawa kantong belanja sendiri dengan syarat tertentu, misalnya jika
kantong plastik tidak disediakan lagi oleh toko atau pedagang (33 persen),
kantong plastik tidak gratis lagi (30 persen), ada hadiah (13 persen), dan berbagai
jawaban lain (11 persen). Sementara itu, hanya 13 persen yang sudah menyadari pentingnya
membawa kantong belanja sendiri.
Isu
soal bahaya kantong plastik memang sudah didengungkan di mana-mana. Namun,
kerap ada jarak antara pengetahuan dan sikap. Saatnya memperpendek jarak itu dengan
melakukan apa yang kita tahu baik untuk lingkungan.
Sumber : Koran Pakar
Analisis :
1.
Urutan kata secarabertahap
-
Bungkus makanan ringan, botol minum kemasan,
kantong plastik belanjaan, sedotan, dan sebagainya.
-
Mereka mau membawa kantong belanja sendiri
dengan syarat tertentu, misalnya jika kantong plastik tidak disediakan lagi oleh
toko atau pedagang (33 persen), kantong plastik tidak gratis lagi (30 persen),
ada hadiah (13 persen), dan berbagai jawaban lain (11 persen).
2.
Ketegasan : Penonjolan ide pokokkalimat
- Diet
berarti bijak dalam mengonsumsi.
3.
Kesepadanan
- Bukan
lantas sama sekali tak menggunakan plastik, kampanye ini bertujuan mengajak
orang mengurangi penggunaan kantong plastik yang berlebihan.
4.
Kecermatan : Tidak menimbulkan ambigu
- Disamping
sulit diurai, pembakarannya dapat melepaskan zat-zat beracun dan berbahaya bagi
tubuh manusia.
5.
Kesejajaran : Penggunaan bentuk-bentuk
yang sama pada kata-kata berpararel
-
Plastik juga megotori lingkungan dan dapat
menyumbats aluran air. Selain itu, bahan baku plastik adalah sumber daya yang
tidakdapat diperbaharui seperti minyak bumi, yang lebih baik dimanfaatkan sebagai
pemenuh kebutuhan yang lebih mendasar.
-
Berdasarkan survei yang dilansir Gerakan
Indonesia diet Kantong Plastik, kesadaran masyarakat untuk mengurangi kantong plastik
belum sepenuhnya terbentuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar