Minggu, 20 April 2014

Nama : Rahayu Widayana
Kelas : 3EA07
NPM : 15211763
Tugas : Softskill Bahasa Indonesia 2 (Periode 2)

SINONIM
1. Ekskavasi
a. Pengeboran
b. Pemindahan
c. Penggalian
d. Penyulingan
e. Pengangkutan
Alasan : ekskavasi mempunyai arti penggalian yang dilakukan di tempat yang mengandung benda purbakala. Maka, jawaban yang sesuai dengan kata ekskavasi adalah penggalian.

2. Arketipe
a. Simbol
b. Model
c. Arsip
d. Fosil
e. Artefak
Alasan : Kata arketipe menurut kamus ialah model atau pola yang mula-mula. Maka, jawaban yang mendekati adalah model.

3. Eksentrik
a. Aneh
b. Unik
c. Antik
d Arstistik
e. Etnik
Alasan : Eksentrik mempunyai arti aneh, ganjil, tidak wajar, cara berpakaian yang menarik perhatian orang. Dari arti-arti yang ada maka kata “aneh” adalah yang tepat pada jawaban diatas.

4. Pemantulan
a. Refleksi
b. Refraksi
c. Transformasi
d. Transmisi
Alasan : Pemantulan dapat disebut dengan refleksi yang artinya proses, cara. Perbuatan memantulkan.

5. Kulminasi
a. Keadaan emosi seseorang
b. Tempat untuk mendinginkan
c. Sumbu bumi
d. Panas terik matahari
e. Tingkatan yang tertinggi
Alsaan :

ANTONIM

1. Diskrepansi x
a. Kecocokan
b. Ketimpangan
c. Ketertarikan
d. Keseragaman
e. Keakraban
Alasan : Diskrepansi mempunyai arti ketidakcocokan, ketidaksesuaian. Maka sinonim dari ketidakcocokan adalah kecocokan.

2. Tentatif x
a. Cepat
b. Lancar
c. Praktis
d. Pasti
e. Tepat
Alasan : Tentatif mempunyai arti belum pasti. Sinonim dari belum pasti adalah pasti.

3. Nisbi x
a. Benar
b. Penting
c. Harus
d. Mutlak
e. Pasti
Alasan : Nisbi mempunyai tidak mutlak, bukan relatif. Maka, sinonim dari tidak mutlak adalah mutlak.

4. Laten x
a. Tersembunyi
b. Jelas
c. Tampak
d. Terang
e. ada
Alasan : Laten adalah tersembunyi. Maka sinonim dari tersembunyi adalah tampak.

5. Sporadis x
a. Sering
b. Sembarangan
c. Terukur
d. Jarang
e. Serius
Alasan :

ANALOGI

1. Petani : Traktor =
a. Raja : kereta
b. Dalang : cerita
c. Dokter : mobil
d. Nelayan : jaring
e. Sopir : sepeda

2. Senapan : Berburu =
a. Kapal : berlabuh
b. Kereta : lansir
c. Pancing : ikan
d. Parang : mengasah
e. Perangkap : menangkap

3. Mobil : Garasi = Pesawat :
a. Bandara
b. Landasan
c. Stasiun
d. Pelabuhan
e. Hanggar

4. Optimisme : semangat = Pesimisme :
a. Kegagalan
b. Kekcewaan
c. Kebimbangan
d. Keberanian
e. Keputusasaan

5. Warteg : Nasi Rames = Angkringan :
a. Nasi liwet
b. Nasi gudeg
c. Nasi uduk
d. Nasi goreng
e. Nasi kucing

LOGIKA

1. Baju-baju yang dijual di toko pakaian “Mewah” tidak ada yang memiliki renda. Neni membeli sebuah baju berenda di toko pakaian remaja.
a. Baju berenda hanya ada di toko pakaian remaja.
b. Neni tidak pernah membeli baju di toko pakaian “Mewah”.
c. Di toko pakaian “Mewah” adalah satu-satunya toko yang tidak menjual baju berenda.
d. Toko pakaian “Mewah” adalah satu-satunya toko yang tidak menjual baju berenda.
e. Baju berenda Neni tidak dibeli di toko pakaian “Mewah”.

2. Pabrik roti “M” hanya membuat roti dengan bahan dasar tepung beras atau tepung jangung. Untuk bulan ini, roti “pisang crispy” tidak dibuat dengan menggunakan tepung beras.
a. Roti “pisang crispy” selalu dibuat dengan menggunakan tepung jagung.
b. Untuk bulan ini pabrik roti M hanya membuat roti dengan bahan dasar tepung jagung.
c. Roti “pisang crispy” selalu dibuat dengan menggunakan bahan dasar tepung beras.
d. Pabrik roti M hanya membuat roti “pisang crispy” pada bulan ini.
e. Untuk bulan ini roti “pisang crispy” dibuat dengan menggunakan tepung jagung.

3. Setiap hari seluruh tiket masuk kebun binatang G habis terjual. Hari ini masih tersisa tiga buah tiket masuk cadangan kebun binatang.
a. Masih ada tiket cadangan yang tidak terjual pada hari libur.
b. Hari ini bukan hari libur maka tiket tidak terjual habis.
c. Hanya dikebun binatang G yang semua tiketnya terjual pada hari libur.
d. Tiket masuk cadangan kebun binatang G tidak terjual habis.
e. Tiket masuk kebun binatang G kadang tidak terjual habis.

4. Setiap boneka yang dijual di toko “imoet” mengenakan pakaian biru atau merah. Boneka Barbie yang dibeli Benny di toko “imoet” tidak mengenakan rok merah.
a. Benny membeli satu-satunya boneka Barbie di toko “imoet”
b. Hanya toko “imoet” yang menjual boneka berpakaian biru.
c. Boneka Barbie yang dibeli Benny pasti mengenakan pakaian berwarna biru.
d. Benny hanya membeli boneka yang menggunakan pakaian berwarna biru.
e. Benny tidak menyukai boneka yang mengenakan rok merah.

5. Semua orang jogja ramah dan baik hati. Nafis orang jogja.
a. Nafis orangnya baik hati
b. Nafis orang yang ramah
c. Nafis yang baik hati dan ramah
d. Nafis tinggal di jogja.
e. A, B, C, D tidak benar.
Sumber : www.nafismudrika.wordpress.com

Senin, 24 Maret 2014

Tugas Softskills Bahasa Indonesia



PROMOSI
Pada kesempatan kali ini penulis ingin menulis tentang promosi. Didalam suatu perusahaan yang bergerak dibidang industri, jasa, bahkan property sekalipun pasti ada bagian atau team marketing. Marketing atau biasa kita dengar dengan pemasaran ini termasuk bagian yang sangat penting dan tidak bisa dianggap ringan dalam perkembangan atau progress suatu perusahaan. Banyak perusahaan-perusahaan yang membuat target dari mulai target dalam 1 hari, 1 minggu, atau 1 bulan.
Secara garis besar promosi adalah aktivitas untuk memperkenalkan dan menawarkan barang atau jasa kepada konsumen agar tertarik untuk membeli atau memakai produk dan jasa yang kita tawarkan. Ada beberapa tujuan promosi diantaranya, menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial, untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba, dan untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar.
Menurut saya, pemasaran sangatlah penting bagi setiap perusahaan, ini disebabkan karena adanya keterkaitan dengan progress dari bahan mentah menjadi bahan jadi yang siap diolah dan dijual dipasaran sehingga mendapatkan profit bagi perusahaan. perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara yang dihasilkan dari ide-ide kreatif para pekerja atau karyawan. Misalnya, perusahaan A yang banyak memproduksi berbagai macam produk kebutuhan rumah tangga dari mulai sabun yang mempunyai berbagai macam pilihan, susu bayi dari berbagai macam merk, dan shampoo yang banyak pilihan. Dari cara perusahaan A yang saya lihat apabila sedang berbelanja ke supermarket, perusahaan A ini memilih jasa dari Sales Promotion Girls (SPG) untuk mempromosikan produk-produk yang dihasilkan kepada pelanggan atau bahkan calon konsumen.
Tidak hanya cara diatas yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar lainnya dalam mempromosikan produknya. Dunia maya atau internet pun digunakan untuk promosi. Sebut saja sosial media instagram atau facebook yang digunakan untuk mempromosikan produk mereka kepada followers atau following mereka sendiri. Internet biasanya digunakan bagi perusahaan home industry yang kapasitas produksinya masih kecil. Biasanya penjualan online ini banyak dilakukan oleh kalangan muda seperti anak kuliahan, tidak jarang orang tua pun tertarik terhadap barang-barang online.
Didalam cara mempromosikan barang atau jasa yang mereka tawarkan, terdapat kelebihan dan kekurangan masing-masing. Seperti, contoh diatas mempromosikan dengan cara online yang hanya diperlihatkan melalui gambar saja tanpa konsumen menyentuh bahan dari barang tersebut. Kelebihan dari penjualan online diantaranya, konsumen tidak perlu capek-capek mengunjungi toko hanya untuk membeli satu barang, tetapi didunia online semuanya serba otomatis, tinggal mengirim pesan singkat dan menyebutkan kode barang yang biasanya tertera dibawah gambar.
Kesimpulan dari sebuah promosi adalah untuk membantu perusahaan mendapatkan profit sebanyak-banyaknya dan nama baik perusahaan akan diingat selalu melalui pelanggan setia yang selalu membeli produk-produk atau memakai jasa-jasa perusahaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Rabu, 22 Januari 2014

Produsen Harus Memperhatikan Perilaku Konsumen

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul “Produsen Harus Memperhatikan perilaku Konsumen”. Terima Kasih kepada Bapak Mujiyana selaku dosen softskill yang telah mendukung dalam penulisan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis sudah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan baik dari segi tekhnik penulisan dan tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penulis sudah berusaha semaksimal mungkin meskipun tersusun sederhana. Demikian semoga penulisan makalah ini bermanfaat. Saya mengharapkan saran serta kritik yang membangun.


















DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… 2
BAB I ……………………………………………………………………………………… 3 – 5
BAB II …………………………………………………………………………………….. 6 – 14
BAB III ……………………………………………………………………………………. 15
SUMBER ………………………………………………………………………………….. 16


















BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Produsen sebagai perusahaan memiliki ketergantungan yang erat terhadap prilaku konsumen yang menjadi orientasi oleh perusahaan tersebut. Produsen perlu memperhatikan bagaimana perilaku konsumennya, apa yang mereka inginkan. Karena perilaku konsumen menentuka strategi pasar berikutnya.  Saat ini konsumen begitu dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan. Era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah digantikan dengan era dimana konsumen memegang kendali. Konsumen yang mendikte produk apa yang seharusnya diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan harus berfokus pada konsumen, konsumen adalah bagian terpenting dari perusahaan. Konsumen lebih penting dari pada kekasih (istri atau pacar), orang bisa hidup tanpa kekasih tetapi perusahaan tidak bisa hidup tanpa konsumen. Oleh karena itu perusahaan perlu mengerti bagaimana konsumenya berperilaku.
Pada dasarnya perilaku konsumen merupakan tindakan atau perilaku, termasuk di dalamnya aspek-aspek yang mempengaruhi tindakan itu, yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan produk (barang dan jasa) guna memenuhi kebutuhannya. Tidak ada kesamaan definisi yang dikemukanan para ahli, perbedaan itu disebabkan adanya perbedaan sudut pandang. Perilaku manusia sangat komplek sehingga sangat sulit digambarkan dengan kata-kata.
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposintog of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilaku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Pengertian perilaku konsumen menurut Engel et al. (1994 : 3) adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul dari tindakan ini. Mowen (1990 : 5) mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam menerima, menggunakan dan penentuan barang, jasa, dan ide. Difinisi tersebut menggunakan istilah unit-unit pembuat keputusan, karena keputusan bisa dibuat oleh individu atau kelompok. Difinisi tersebut juga mengatakan bahwa konsumsi adalah proses yang diawali dengan penerimaan, konsumsi, dan diakhiri dengan penentuan (disposition). Tahap penerimaan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen terhadap produk, tahap konsumsi menganalisa bagaimana konsumen senyatanya menggunakan produk yang diperoleh. Tahap penentuan menunjukkan apa yang dilakukan konsumen setelah selesai menggunakan produk tersebut.
Studi perilaku konsumen adalah studi bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber-sumber yang dimiliki pada konsumsi yang berkaitan dengan sesuatu (barang atau jasa). Schifman dan Kanuk (1991 : 5) mengatakan studi ini meliputi; apa yang dibeli, mengapa ia membelinya, dan berapa sering ia membelinya. Swastha dan Handoko (1987 : 9) mendifinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa ekonomisalnya, termasuk kegiatan pengambilan keputusan.
Perilaku konsumen melibatkan interkasi antara pengaruh (afeksi) dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran kita harus memahami apa yang dipikirkan (kognisi) apa yang dirasakan (afeksi) dan apa yang mereka lakukan serta kejadian sekitar yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.
Secara umum, definisi dari perilaku konsumen adalah “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita, dimana terdapat aspek pertukaran didalamnya” (Peter & Olson, 1999). Dari definisi umum tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat tiga faktor penting didalam definisi tersebut, yaitu perilaku konsumen adalah dinamis, melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian sekitar, adanya aspek pertukaran. Perilaku konsumen adalah dinamis artinya bahwa seorang individu konsumen, suatu komunitas konsumen, atau masayarakat luas akan selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini berdampak tidak hanya pada studi perilaku konsumen itu sendiri akan tetapi juga pada pengembangan strategi pemasaran yang efektif dan akurat.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana perilaku konsumen dapat mempengaruhi strategi pasar?
Mengapa produsen perlu memperhatikan pola perilaku konsumen?
Apa tujuan dan manfaat yang diperoleh perusahaan/produsen dalam memperhatikan perilaku konsumen/masyarakat?
Apakah pengertian dari perilaku konsumen dan faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen?
TUJUAN MASALAH
Untuk mengetahui seberapa pentingnya perilaku konsumen atau masyarakat terhadap perkembangan serta keberhasilan produsen atau perusahaan
Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pengertian perilaku konsumen dan peranannya dalam strategi pasar
Sebagai penjelasan dan analisis tentang perilaku konsumen dan manfaat dari pengamatannya terhadap produsen

MANFAAT
Hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan sumber informasi dan masukan bagi perusahaan guna untuk meningkatkan jumlah penjualan mereka
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman penulis tentang alasan perusahaan/produsen perlu memahami perilaku konsumen dan hal-hal apa yang perlu diperhatikan perusahaan/produsen
















BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
Saat ini konsumen begitu dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan. Era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah digantikan dengan era dimana konsumen memegang kendali. Konsumen yang mendikte produk apa yang seharusnya diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan harus berfokus pada konsumen, konsumen adalah bagian terpenting dari perusahaan. Konsumen lebih penting dari pada kekasih (istri atau pacar), orang bisa hidup tanpa kekasih tetapi perusahaan tidak bisa hidup tanpa konsumen. Oleh karena itu perusahaan perlu mengerti bagaimana konsumenya berperilaku.
Pada dasarnya perilaku konsumen merupakan tindakan atau perilaku, termasuk di dalamnya aspek-aspek yang mempengaruhi tindakan itu, yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan produk (barang dan jasa) guna memenuhi kebutuhannya. Tidak ada kesamaan definisi yang dikemukanan para ahli, perbedaan itu disebabkan adanya perbedaan sudut pandang. Perilaku manusia sangat komplek sehingga sangat sulit digambarkan dengan kata-kata.
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposintog of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilaku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Pengertian perilaku konsumen menurut Engel et al. (1994 : 3) adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul dari tindakan ini.
Mowen (1990 : 5) mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam menerima, menggunakan dan penentuan barang, jasa, dan ide. Difinisi tersebut menggunakan istilah unit-unit pembuat keputusan, karena keputusan bisa dibuat oleh individu atau kelompok. Difinisi tersebut juga mengatakan bahwa konsumsi adalah proses yang diawali dengan penerimaan, konsumsi, dan diakhiri dengan penentuan (disposition). Tahap penerimaan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen terhadap produk, tahap konsumsi menganalisa bagaimana konsumen senyatanya menggunakan produk yang diperoleh. Tahap penentuan menunjukkan apa yang dilakukan konsumen setelah selesai menggunakan produk tersebut.
Studi perilaku konsumen adalah studi bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber-sumber yang dimiliki pada konsumsi yang berkaitan dengan sesuatu (barang atau jasa). Schifman dan Kanuk (1991 : 5) mengatakan studi ini meliputi; apa yang dibeli, mengapa ia membelinya, dan berapa sering ia membelinya.
Swastha dan Handoko (1987 : 9) mendifinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa ekonomisalnya, termasuk kegiatan pengambilan keputusan.
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai: “the various facets of the decision of the decision process by which customers come to purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.
Perilaku konsumen melibatkan interkasi antara pengaruh (afeksi) dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran kita harus memahami apa yang dipikirkan (kognisi) apa yang dirasakan (afeksi) dan apa yang mereka lakukan serta kejadian sekitar yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.
Secara umum, definisi dari perilaku konsumen adalah “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita, dimana terdapat aspek pertukaran didalamnya” (Peter & Olson, 1999). Dari definisi umum tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat tiga faktor penting didalam definisi tersebut, yaitu perilaku konsumen adalah dinamis, melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian sekitar, adanya aspek pertukaran.
Perilaku konsumen adalah dinamis artinya bahwa seorang individu konsumen, suatu komunitas konsumen, atau masayarakat luas akan selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini berdampak tidak hanya pada studi perilaku konsumen itu sendiri akan tetapi juga pada pengembangan strategi pemasaran.

PERSPEKTIF PENGARUH PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang karena berbagai alasan berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan utamanya adalah pemasaran, pendidikan, dan perlindungan konsumen, serta kebijakan umum.
Elemen kunci dalam definisi adalah pertukaran pelanggan dan penyuplai. Masing-masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain yang bertujuan memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian yang normal, uang ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan.
Pelanggan terletak pada inti proses tersebut. Semua yang dilakukan penyuplai dalam hal produk, harga, promosi, dan distribusi (“Bauran pemasaran” atau “marketing mix”) diadaptasikan dengan permintaan pasar.
Tidak mengherankan bahwa studi perilaku konsumen memiliki akar utamnya di dalam bidang ekonomi dan, yang lebih baru, dalam pemasaran. Pertanyaan mendasar yang menjadi pedoman sebagian besar tulisan di dalam bidang ini adalah, seperti yang dicatat oleh Belk,”Susunan apa dari bauran pemasaran akan memiliki efek apa pada perilaku pembelian (purchase Behaviour) dari konsumen jenis apa?” oleh karena itu, proses pembelian (buying process) lebih menjadi perhatian para pemasar ketimbang proses konsumsi. Dan, penelitian konsumen harus memiliki relevansi manajerial yang jelas di dalam konteks ini sebelum dipertimbangkan.
Analisis konsumen merupakan dasar dari managemen pemasaran. Perencanaan dan strategi pemasaran harus disusun berdasarkan pemahaman akan konsumen yang menjadi target pasar bagi perusahaan. Pentingnya pemahaman mengenai konsumen dapat dijumpai dalam definisi pemasaran. Pemasaran adalah aktivitas manusia yang diarahkan untuk memeuni kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Dari definisi tersebut ada dua hal penting. Pertama pemasar berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan orang lain. Kedua, pemasaran melibatkan studi tentang pertukaran dalam mana orang saling menyerahakn sumber daya. Agar menjadi pemasar yang berhasil mereka harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan dan kebutuhan konsumen.
Alasan mempelajari perilaku konsumen dapat diiktisarkan sebagai berikut:
Analisis konsumen menjadi dasar bagi manager pemasaran. Hal ini membantu menajer dalam:
Menyusun bauran pemasaran
Segmentasi
Deferensiasi dan product positioning
Menyediakan dasar analisis lingkungan
Mengembangkan riset pemasaran
Analisis konsumen memainkan peranan kritis dalam pengembangan kebijakan publik
Pengetahuan mengenai perilaku konsumen mengmbangkan kemampuan konsumen untuk menjadi konsumen yang lebih efektif
Analisis konsumen memberikan pengetahuan tentang perilaku manusia
Studi perilaku konsumen memberikan 3 jenis informasi, yaitu :
orientasi konsumen
fakta mengenai perilaku pembelian
teori yang membimbing dalam proses berfikir



HUBUNGAN PEMASARAN DAN PERILAKU KONSUMEN
Pengertian Pemasaran menurut Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 1997).
Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang/jasa kepada pembeli secara individual maupun kelompok pembeli. Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan, maupun konsekuensi sosial perusahaan.
Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 8), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.
Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan (needs), produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi cara dan keberhasilan perusahaan terhadap pemasarannya, yaitu: (1) Lingkungan Eksternal Sistem Pemasaran. Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan perusahaan, misalnya kebebasan masyarakat dalam menerima atau menolak produk perusahaan, politik dan peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, kependudukan serta munculnya pesaing; (2) Variabel Internal Sistem Pemasaran. Variabel ini dapat dikendalikan oleh perusahaan, terdiri atas dua kelompok, yaitu sumber bukan pemasaran (kemampuan produksi, keuangan, dan personal) dan komponen-komponen bauran pemasaran yang meliputi: produk, harga, promosi, dan distribusi (Swastha, 2002).
Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha dkk., 1997).
Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing. Peran yang dilakukan tersebut adalah: (1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis.
Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut: (1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain; (2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung; (3) Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.

KERANGKA ANALISIS PERILAKU KONSUMEN
Teori perilaku menyatakan bahwa perilaku adalah fungsi individu dengan lingkungan. Demikian juga dalam model perilaku konsumen, keadaan lingkungan dan individu yang bersangkutan memegang peranan penting dalam menentukan perilakunya.
Secara sederhana Assael (1994 : 14) mengemukakan bahwa ada tiga faktor pokok yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Pertama adalah individu konsumen, dimana pemilihan produk dan jasa dipengaruhi oleh; kebutuhan, persepsi, dan sikap terhadap alternatif-alternatif serta demografi konsumen, gaya hidup dan kepribadian. Kedua adalah faktor lingkungan yang dipelihatkan oleh kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi dan faktor situasional. Ketiga adalah strategi pemasaran yang mengawasi konsumen dengan variabel-variabel produk, harga, promosi, dan distribusi.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Memahami konsumen dan proeses konsumsinya memberikan berbagai keuntungan antara lain: membantu manager dalam membuat keputusan, memberikan dasar teoritis bagi peneliti dalam menganalisa konsumen, membantu legislatif dan pemerintah dalam menyusun undang-undang dan membuat keputusan, dan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik. Lebih dari itu studi tentang konsumen dapat membantu kita untuk lebih memahami tentang faktor-faktor psikologi, sosiologi, dan ekonomi yang mempengaruhi perilaku manusia.
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain
Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.

Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.
Faktor Psikologis
Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi:
Perhatian yang selektif
Gangguan yang selektif
Mengingat kembali yang selektif
Pembelajaran menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
Faktor Marketing Strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberi tahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah :
Barang,
Harga,
Periklanan dan
Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Pemasar memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek.
Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran ke arah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.

KEPUTUSAN PEMBELIAN
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.
Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, anatara lain:
Pengenalan Masalah
Merupakan faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan.
Pencarian Informasi
Seorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka konsumen akan bersedia untuk membelinya.
Evaluasi Alternatif
Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya.
Keputusan Pembeli
Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia.

TIPE PROSES PEMBELIAN KONSUMEN
1. Proses “ Complex Decision Making “, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli produk sepatu. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu seperti sepatu olahraga,seperti sepatu roda dapat mempercepat waktu berjalan dan menghemat tenaga. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran.
2. Proses “ Brand Loyalty “. Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, sepatu sekolah dan sepatu kerja untuk dapat beraktivitas.Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama.
Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.









BAB III
KESIMPULAN

KESIMPULAN
Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya faktor budaya, social, psikologis, dan faktor marketing strategy. Keterkaitan perusahaan/produsen sangatlah erat. Produsen memiliki ketergantungan terhadap prilaku konsumen yang mempengaruhi efektifitas penjualan. Proses pengamatan produsen terhadap prilaku konsumen akan memberikan hasil yang menentukan strategi pemasaran. Inilah alasan mengapa produsen perlu mengamati prilaku produsen.
Dalam memutuskan suatu pembelian, ada beberapa tahap yang dilakukan konsumen, diantaranya pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative dan keputusan pembelian.
Beberapa tipe proses pembelian konsumen diantaranya proses complex decision making, proses brand loyalty, limited decision making dan proses intertia.






















DAFTAR PUSTAKA

http://muthiadewi28.blogspot.com/2011/10/makalah-tentang-perilaku-konsumen-dalam.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http

Senin, 20 Januari 2014

Perilaku konsumen yang Harus diperhatikan


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul “Mengapa Perusahaan Harus memperhatikan perilaku konsumen”. Terima Kasih kepada Bapak Mujiyana selaku dosen softskill yang telah mendukung dalam penulisan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis sudah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan baik dari segi tekhnik penulisan dan tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penulis sudah berusaha semaksimal mungkin meskipun tersusun sederhana. Demikian semoga penulisan makalah ini bermanfaat. Saya mengharapkan saran serta kritik yang membangun.
LATAR BELAKANG
Perkembangan zaman saat ini menurut konsumen bersikap pintar, cermat, efisien dan efektif dalam memilih produk yang diinginkan. Dengan adanya sikap itu, maka konsumen tidak akan kecewa dengan apa yang telah mereka beli (action). Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapi dengan berbagai kebutuhan yang tiada henti, karena memang pada dasarnya manusiatidak lepas dari kebutuhan dan tidak akan terpuaskan dari kebutuhan mereka. Kebutuhan konsumen tersebutlah yang membuka peluang bisnis bagi mereka yang menamakan sebagai produsen. Produsen akan melihat peluang yang besar dengan adanya kebutuhan konsumen yang tidak ada hentinya. Mulai dari produk yang bersifat kecil kebutuhannya sampai yang bersifat besar.
Dengan meningkatnya permintaan konsumendari berbagai produk, maka produsen berusaha akan memenuhi kebutuhan yang konsumen inginkan. Dengan itu, produsen menciptakan berbagai produk yang bervariatif serta berbagai pilihan produk itu sendiri. Bahkan produsen akan menciptakan produk yang sebelumnya belum pernah dibutuhkan oleh konsumen. Inovasi-inovasi inilah yang menjadi dilema bagi konsumen, apakah mereka akan mengambil keputusan berdasarkan keinginan atau kebutuhan. Maka, konsumen akan melihat faktor-faktor apakah yang cocok bagi mereka, sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi kehidupannya.
PEMBAHASAN
Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkanm mengkonsumsi dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard dan Engel, 2001). Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter dan Oslo, 2005).
Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna dan Wozniak, 2001). Menurut Engel (dalam Mangkunegara, 2002) mengemukakan bahwa perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlihat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. (Loudon dan Bitta, 1984) mendefinisikan perilaku konsumen yaitu sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh mempergunakan barang-barang dan jasa.
Ada tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Fokus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka.
Dua wujud konsumen, yaitu :
1.     Personal Consumer
Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2.     Organizational Consumer
Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

·       Production Concept
Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi yang intensif.

·       Product Concept
Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut meliki kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fituryang lengkap.

·       Selling Concept
Marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang diptuskan secara sepihak untuk diproduksi.



·       Marketing Concept
Perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian memproduksi produksi yang diinginkan konsumen. Konsep ini disebut marketing concept.

·       Market Segmentation
Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen.

·       Market Targenting
Memilih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan.

·       Positioning
Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalam pikiran konsumen. Menyediakan nilai pelanggan didefinisikan sebagai rasio antara keuntungan yang dirasakan sumber-sumber (ekonomi, fungsional, dan psikologi) digunakan untuk menghasilkan keuntungan-keuntungan tersebut. Keuntungan yang telah dirasakan berupa relative dan subjektif.

Kepuasan pelanggan adalah persepsi individu dari performa produk atau jasa dalam hubungannya dengan harapan-harapan. Mempertahankan konsumen adalah bagaimana mempertahankan supaya konsumen tetap loyal dengan satu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, hampir dalam semua situasi bisnis, lebih mahal untuk mencari pelanggan baru dibandingkan mempertahankan yang sudah ada.

Konsumen sedikitnya harus mengetahui jenis produk yang akan ia beli antara perbandingan dari merk dagang yang lain. Mulai dari perbandingan harga, kemasan, mutu produk, tanggal kadaluarsa, rasa dan warna, kegunaan produk, berat netto, kandungan nutrisi dan lain-lain. Dengan tulisan ini diharapkan mampu memberikan informasi yang akurat mengenai keputusan konsumen terhadap suatu produk. Begitu juga menyampaikan informasi faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi konsumen terhadap produk. Karena adanya berbagai macam produk yang bervariatif konsumen dituntut mengambil keputusan yang pintar, cermat, efesien dan efektif dalam rangka pemenuhan kebutuhan serta keinginan pada diri pribadi.

Sabtu, 09 November 2013

Tugas Bahasa Indonesia 1 Minggu ke 7


Nama               : Rahayu Widayana
Kelas               : 3EA07
NPM               : 15211763
Tugas Bahasa Indonesia 1 minggu ke 7

Yuk Diet KantongPlastik!
Mari hitung berapa banyak dalam sehari kita membuang sampah plastik yang kita hasilkan setiap harinya : bungkus makanan ringan, botol minum kemasan, kantong plastik belanjaan, sedotan, dan sebagainya. Padahal, sampah-sampah yang isinya habis kita lumat dalamh itungan menit itu baru bisa diurai setelah puluhan bahkan ratusan tahun. Terbayang betapa berat kita membebani Bumi. Saatnya berdiet.
Bukan sembarang diet, yang urgen untuk kita lakukan adalah diet plastik. Padaawal 2013, beberapa lembaga yang sudah lama bergerak pada isu lingkungan seperti Ciliwung Institute, Change.org, Earth Hour Indonesia, Greenaration Indonesia, Indonesia Future Leaders, IndoRelawan, LeafPlus, Plastic Detox, Si Dalang ID, dan The Body Shop Indonesia membentuk Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Diet berarti bijak dalam mengkonsumsi. Bukan lantas sama sekali tidak menggunakan kantong plastik, kampanye ini bertujuan mengajak orang mengurangi penggunaan kantong plastik yang berlebihan.
Dalam Organic, Green and Healthy Expo yang diselenggarakan di lapangan parker orange Studio, Kompas Gramedia Group, pada 3-6 Oktober lalu, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik memaparkan beberapa fakta tentang konsumsi plastik kita. Per tahunnya, misalnya, satu orang menggunakan sekitar 700 kantong plastik. Sementara itu, 90 persen sampah di laut adalah sampah plastik.
Sampah plastik selalu menimbulkan persoalan. Di samping sulit diurai, pembakarannya dapat melepaskan zat-zat beracun dan berbahaya bagi tubuh manusia. Plastik juga mengotori lingkungan dan dapat menyumbat saluran air. Selain itu, bahan baku plastik adalah sumber daya yang tidak dapat diperbaharui seperti  minyak bumi, yang lebih baik dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan yang lebih mendasar.
Berdasarkan survei yang dilansir Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, kesadaran masyarakat untuk mengurangi kantong plastik belum sepenuhnya terbentuk. Mereka mau membawa kantong belanja sendiri dengan syarat tertentu, misalnya jika kantong plastik tidak disediakan lagi oleh toko atau pedagang (33 persen), kantong plastik tidak gratis lagi (30 persen), ada hadiah (13 persen), dan berbagai jawaban lain (11 persen). Sementara itu, hanya 13 persen yang sudah menyadari pentingnya membawa kantong belanja sendiri.
Isu soal bahaya kantong plastik memang sudah didengungkan di mana-mana. Namun, kerap ada jarak antara pengetahuan dan sikap. Saatnya memperpendek jarak itu dengan melakukan apa yang kita tahu baik untuk lingkungan.
Sumber : Koran Pakar

Analisis :
1.      Urutan kata secarabertahap
-          Bungkus makanan ringan, botol minum kemasan, kantong plastik belanjaan, sedotan, dan sebagainya.
-          Mereka mau membawa kantong belanja sendiri dengan syarat tertentu, misalnya jika kantong plastik tidak disediakan lagi oleh toko atau pedagang (33 persen), kantong plastik tidak gratis lagi (30 persen), ada hadiah (13 persen), dan berbagai jawaban lain (11 persen).

2.      Ketegasan : Penonjolan ide pokokkalimat
- Diet berarti bijak dalam mengonsumsi.

3.      Kesepadanan
- Bukan lantas sama sekali tak menggunakan plastik, kampanye ini bertujuan mengajak orang mengurangi penggunaan kantong plastik yang berlebihan.

4.      Kecermatan : Tidak menimbulkan ambigu
- Disamping sulit diurai, pembakarannya dapat melepaskan zat-zat beracun dan berbahaya bagi tubuh manusia.

5.      Kesejajaran : Penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada kata-kata berpararel
-          Plastik juga megotori lingkungan dan dapat menyumbats aluran air. Selain itu, bahan baku plastik adalah sumber daya yang tidakdapat diperbaharui seperti minyak bumi, yang lebih baik dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan yang lebih mendasar.
-          Berdasarkan survei yang dilansir Gerakan Indonesia diet Kantong Plastik, kesadaran masyarakat untuk mengurangi kantong plastik belum sepenuhnya terbentuk.